Karna terbawa arus informasi yang kian hari kian kenceng, serta untuk "mengakali" pengeluaran biaya komunikasi. Dengan berat hati akhirnya saya menggunakan dua henpon. Satu henpon pinter merek terkenal, satu lagi henpon
sama sekali tidak pintar dari merek tidak terkenal.
Saking pintarnya henpon saya yang merek terkenal ini sering punya inisiatif yang menyebalkan. hobinya belakangan ini menghapus phonebook. Bahkan baru-baru ini si-henpon pintar
sialan ini juga berani-berani menghapus arsip-arsip SMS saya. Padahal harganya lumayan mahal untuk kantong saya
yang cekak.
Si-henpon
yang sama sekali tidak pintar juga tidak kalah menyebalkan. Kondisinya sangat-sangat menyedihkan. baret disana sini. Tulisan di keypad sudah tidak terbaca lagi. Tampilan layarnya pun tidak kalah menyedihkan. layarnya sudah bergaris-garis, tulisanya agak susah di baca. Jangan bayangkan bentuk henpon seperti pada umumnya. Henpon saya yang satu ini lebih menyerupai sendal jepit. Dekil, buluk, sangat tidak terawat. lebih cocok untuk melempar kambing kampung dibanding untuk komunikasi telpon atau SMS.
Saya punya cerita, kenapa layar si-henpon
yang sama sekali tidak pintar ini bisa timbul garis-garis tak sedap di pandang. Saat itu saya lagi beli martabak sama adik, martabak keju + duren. saat pulang tidak sengaja martabak saya pangku di atas paha. Disaat yang sama secara tidak sengaja saya menyelipkan si-henpon
bodoh di balik kantong celana saya. Al-hasil setelah di lihat dan di terawang di bawah lampu bohlam 15 watt. "Waaaahh.... layarnya jadi bergari-garis....!!!". Pesan moralnya, ternyata henpon tidak dirancang untuk tahan terhadap panas martabak keju + duren.
Seandainya ada sebuah henpon murah, meriah, mawahdah, warohmah dan sakinah. Gak perlu di pusingin sama urusan jaringan GSM, CDMA atau apalah. Gak usah mikirin beli pulsa atau bayar tagihan. Tahan panas, tahan air dan tahan banting. Tolong kasih tau saya....
0 komentar:
Posting Komentar